BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Enzim adalah protein
yang berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi pemecahan dan pembentukan suatu
zat yang terjadi di dalam sel jaringan. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh
garam-garam organik, pH, katalisator, suhu dan cahaya. Katalisator adalah suatu
zat yang mempengaruhi kecepatan reaksi tanpa mempengaruhi hasil reaksinya.
Enzuim merupakan senyawa protein yang memiliki molekul besar. Beberapa enzim
hanya terdiri dari polipeptida dan tidak mengandung gugus kimia selain residu
amino. Bagian protein enzim disebut apoenzim, bagian ini terdenaturasi oleh
pemanasan. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik yang merupakan
gugus yang aktif.
Enzim dapat ditemukan
baik pada hewan maupun tumbuhan, salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan
adalah amilase. Nama lain dari enzim amilase adalah diastase, enzim tersebut
dapat menghidrolisis amilum menjadi gula, amilase dihasilkan oleh daun dan biji
yang berkecambah, aktivitas amilase dipengaruhi oleh garam-garam anorganik, suhu,
cahaya dan pH. PH optium dari amilase menurut Hopkins, cole dan green adalah
4,5 sampai dengan 4,7.Adaupun yang melatarbelakangi sehingga percobaan ini
dilakukan yaitu mengetahui dan membuktiikan pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim sehingga nantinya mahasiswa dapat menegrti dan mengetahui akan pengaruh
pH terhadap kerja enzim
B. Tujuan Praktikum
Mebuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim
C. Manfaat
Praktikum
Dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah protein katalitik.
Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus
dipergunakan oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi
melalui jalur-jalur metabolisme akan menjadi sangat macet. Rekatan dimana enzim
akan bekerja disebut substrak enzim, enzim berikatan dengan substraknya (atau
beberapa substraknya ketika terdapat dua atau lebih rektan). Pada saat enzim
dan substrak berikatan, kerja katalik enzim tersebut akan mengubah substrak
menjadi produk reaksiEnzim memiliki substrat yang spesifik,
reaktan di mana enzim akan bekerja disebut sebagai substrat enzim. Enzim
berikatan dengan substranya (atau beberapa substratnya ketika terdapat dua atau
lebih rektan). Pada saat enzim dan substrat berkaitan, kerja katalitik enzim
tersebut akan mengubah substrat menjadi produk (atau beberapa produk) reaksi.
Setiap enzim dapat membedakan substratnya dari senyawa yang sangat dekat
sekalipun hubungannya sehingga setiap enzim mengkatalisis suatu reaksi
tertentu. Hanya daerah tertentu dari molekul enzim yang sesungguhnya berikatan
dengan substrat. Daerah ini disebut dengan tempat aktif, merupakan kantong atau
lekukan yang khas pada permukaan protein tersebut. Ketika substrat memasuki
tempat aktif, maka enzim akan terinduksi untuk mengubah bentuknya sedikit
sehingga tempat aktif akan lebih pas mengelilingi substrat itu. Kecocokan
terinduksi ini akan membawa gugus kimawi tempat aktif ke posisi yang
meningkatkan kemampuannya untuk mengkatalisis reaksi kimiawi (Campbell, 1999).
Enzim berupa protein atau gabungan
antara protein dengan gugusan-gugusan kimiawi lainnya. Enzim akan terdenaturasi
oleh panas, terpresitasi oleh etanol atau garam-garam organik berkonsentrasi
tinggi seperti aminium sulfat. Enzim tidak dapat melewati membran semipermeabel
atau membran selektif atau tidak terdialisis. Protein enzim mempunyai molekul
besar, berat,molekulnya kurang lebih 10.000 samapai satu juta. Bagian protein
(apoenzim) yang bergabung dengan zat organik (koenzim) akan membentuk holoenzim.
Untuk teraktivasi beberapa enzim memerlukan ion organik seperti Mg2+,
Mn2+, Fe2+, Zn2+. Ion-ion ini merupakan
koenzim anorganik atau kofaktor. Kadang-kadang koenzim (organik) maupun
kofaktor diperlukan untuk membuat suhu enzim aktif. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja ensim antara lain adalah konsentrasi ensim, konsentrasi
substrat, temperature, dan pH, dan zat penghambat (inhibitor). Pada umumnya
makin tinggi konsentrasi enzim makin cepat pula reaksi kimia yang
dibutuhkannya. Sampai batas tertentu makin banyak molekul subsrtat, makin cepat
pula berlangsungnya reaksi ensimatik.tetapi jika sudah mencapai titik jenuh,
penambahan substrat tidak ada gunanya, sebab pada saat tersebut tempat- tempat
yang aktif pada molekul ensim telah terisi oleh melekul subsrtat yang
bersangkutan dan kecepatan reaksi suhu tertentu. Misalnya, enzim pepsi hanya
dapat berfungsi dalam medium asam (Ph sekitar 2) sedangkan ensim-ensim
pencrnaan dalam usus halus bekerja dalam medium alkali (pH sekitar 8). Pada
suhu yang rendah, enzim belum dapat bekerja, sedangkan pada suhu di atas 45 C
protein ensim (apoensim) mengalami denaturasi. Jadi suatu ensim hanya dapat
berfungsi secara efektif pada pH dan suhu yang optimum (Ristiati, 2000).
Enzim
umumnya merupakan protein globular
dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase.
Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim.
Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner).
Walaupun struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru
yang hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit. Kebanyakan
enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian kecil
asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis.
Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan
kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif.
Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat kofaktor
yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk
molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung
dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun
menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik (Anonim, 2011).
Enzim dapat ditemukan
baik pada hewan maupun tumbuhan, salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan
adalah amilase. Nama lain dari enzim amilase adalah diastase, enzim tersebut
dapat menghidrolisis amilum menjadi gula, amilase dihasilkan oleh daun dan biji
yang berkecambah, aktivitas amilase dipengaruhi oleh garam-garam anorganik,
suhu, cahaya dan pH. PH optium dari amilase menurut Hopkins, cole dan green
adalah 4,5 sampai dengan 4,7 (Tim Pengajar, 2010).
Banyak dari enzim sel tidak dapat bergerak secara
bebas di dalam sel, tetapi tersusun dalam pola tertentu. Enzim di dalam
mitokondria dan kloroplas tampaknya tersusun spatial demikian rupa sehingga
dapat berinteraksi dengan efisiensi yang setinggi-tingginya. Besar
kemungkinannya bahwa dalam membran dan membran retikulum endoplasma terdapat
pula enzim yang tersusun spatial. Aktivitas enzim dalam sel juga diatur dengan
ketat oleh kebutuhan. Jika hasil dari suatu seri reaksi enzim (yaitu asam
amini) mulai menumpuk di dalam sel, maka kerja enzim yang pertama terlihat di
dalam sintesis tersebut secara khusus dihambta. Dengan demikian produksi asam
amino dihentikan untuk sementara (Kimball, 2001).
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Metodologi
Praktikum
Hari/ tanggal :
Rabu, 23 November 2011
Waktu :
Pukul 14:00 s.d. 16:00 WITA
Tempat :
Laboratorium Biologi FMIPA UNM, lantai 3
sebelah timur
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
a.
Tabung
reaksi, 10 buah
b.
Rak
tabung reaksi
c.
Mortar
dan pisitium
d.
Pipet
e.
Centrifuge
dan tabung centrifuge
f.
Corong
kecil
g.
Lampu
spritus
2.
Bahan
a.
Kecambah
kacang hiaju
b.
Larutan
amilum
c.
Larutan
fehling A dan B
d.
HCl
encer 10 %
e.
NaOH
1%
f.
Kertas
pH
C. Prosedur
Kerja
1.
Membersihkan
semua peralatan yang akan digunakan sampai pada kondisi steril.
2. Mengambil segenggam kecambu padi/ jagung/ kacang hijau.
Memasukkan ke dalam mortar kemudian mengerus dan menambahkan aquades 30 ml
sambil mengerus.
3. Menyaring cairan
yang didapat dari nomor 1, kemudian memasukkan dalam tabung centrifuge. Memutar
pada centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan sedang.
4. Tuang cairan supernatan (bening) yang diperoleh ke dalam
tabung reksi.
5. Menyiapkan 9 buah tabung reaksi, membagi jumlah tabung
kedalam 3 kelompok.
6. Masing-masing tabung pada kelompok tersebut diberikan
label (A, B, C) dan mengisikan ke dalam
masing-masing tabung tersebut 1 ml larutan amilum.
7. Pada tabung I, memasukkan ekstrak kecambah yang didapat
dari langkah ke-3, pH-nya dicek dan dicatat
sebagai pH awal. Selanjutnya membagi cairan tersebut ke dalam 2 tabung reaksi
lainnya, pada label A,B,C. Tabung A
setelah 5 menit ditambah larutan fehling A dan B . Tabung B setelah 10 menit
perlakuan seperti tabung A, tabung C setelah 15 menit perlakuan seperti tabung
A dan B. Kemudian mencacat perubahan warna sebagai warna awal.
8. Menambahkan 1-2 tetes
HCl encer 10 % pada tabung II , mengecek pH-nya dan dicatat sebagai pH awal.
Kemudian menambahkan 1 ml ekstrak dari no. 3. Selanjutnya memperlakukan seperti
langkah ke- 5. Mengecek warnanya sebagai warna awal.
9. Menambahkan 1-2 tetes larutan NaOH 10 % pada tabung III ,
mengecek pH-nya dan dicatat sebagai pH awal. Kemudian menambahkan 1 ml ekstrak
dari no. 3. Selanjutnya memperlakukan seperti langkah ke-5. Mengecek warnanya
sebagai warna awal.
10. Menyalakan lampu
spiritus dan memanaskan semua larutan dalam tabung sebelumnya (9 buah tabung)
sampai kelihatan seperti mendidih (dengan sushu tertentu). Mengamati setiap
perubahan warna dalam proses pemanasan.
11. Setelah dipanaskan
dengan suhu tetentu, mencatat pH larutan masing-masing tabung sebagai pH akhir
dan mengecek warna larutan masimg-masing tabung
sebagai warna akhir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Tabung
|
pH
|
Warna
|
|||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
||
I
|
A
B
C
|
6
6
6
|
6
6
6
|
Biru tua
Biru
Biru kehijauan
|
Hijau kebiruan
Cokelat kemerahan
Kuning kecokelatan
|
II
|
A
B
C
|
6
6
6
|
2
5
3
|
Biru tua
Biru kehijauan
Biru tua
|
Biru tua
Kuning kemerahan
Hiajau tua
|
III
|
A
B
C
|
6
6
6
|
11
11
11
|
Biru tua
Abu-abu
Ungu
|
Biru tua
Kening kehijauan
Cokelat
|
B. Pembahasan
1. Tabung I
Pada tabung A, amilum ditambahkan ekstrak
kecambah. Warnanya adalah keruh, dan larutan ini memiliki pH 6, jadi larutan ini bersifat asam. Selanjutnya
ditambahkan Fehling A dan B, dan setelah ditambahkan warna larutan menjadi
ungu. Larutan tersebut dibagi menjadi
tiga bagian yaitu A1, A2, dan A3. Pada tabung A1, setelah di panaskan dan
didiamkan selama 5 menit, warna larutan berubah menjadi warna kuning. Pada
tabung A2, setelah di panaskan dan didiamkan selama 10 menit, warna larutan
berubah menjadi warna kuning. Pada tabung A3, setelah di panaskan dan didiamkan
selama 15 menit, warna larutan berubah menjadi warna kuning.hal ini menandakan
bahwa enzim bekerja kurang baik.
2.
Tabung
II
Pada tabung B, ditambah setets larun HCl 10
%, ke dalam tabung reaksi B yang telah dibagi menjadi 3 dan sudah berisikan
ekstrak kecambah dan amilum. Setelah diukur, pH larutan adalah 1, kemudian
ditambahkan Fehling A dan B, dan warna larutan adalah hijau. Setelah
masing-masing tabung dipanaskan dan didiamkan beberapa menit, pada tabung B1
yang didiamkan selama 5 menit, tidak terjadi perubahan warna, yaitu
tetapberwarna hijau. Adapun tabung B2 yang telah didiamkan selama 10 menit
berubah warna menjadi warna kuning, dan B3 yang didiamkan selam 15 menit berubah
menjadi warna kuning juga. Hal ini menandakan enzim bekerja.
3.
Tabung
III
Pada tabung C, ditambah setets larun NaOH 1
%, ke dalam tabung reaksi C yang telah dibagi menjadi 3 dan sudah berisikan
ekstrak kecambah dan amilum. Setelah diukur, pH larutan adalah 6, seharusnya pH
larutan di atas 7 karena larutan harus bersifat basa, tetapi karena mungkin ada
kesalahan praktikan pada pencampuran larutan, sehingga larutan masih tetap
dalam keadaan asam, setelah mengukur pH larutan, selanjutnya larutan ditambahkan Fehling A dan B, dan warna larutan
adalah biru. Setelah masing-masing tabung dipanaskan dan didiamkan beberapa
menit, pada tabung C1 yang didiamkan selama 5 menit, berubah warna menjadi
hijau. Adapun tabung C2 yang telah didiamkan selama 10 menit berubah warna
menjadi warna hijau, dan C3 yang didiamkan selam 15 menit berubah menjadi warna
hijau juga. Hal ini memnandakan bahwa enzim bekerja walaupun tidak optimal
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
hasil pecobaan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, pH
mempengaruhi aktivitas enzim amilase.
B.
Saran
a.
Praktikan
Sekiranya praktikan bisa tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati bersam, dan mempersiapkan diri dengan baik,
khusunya alat tilis menulis untuk menggambar atau menulis hasil pengamata serta
melakukan percobaan dengan hati-hati.
b.
Laboran
Diharapkan kepada pihak laboran untuk bisa menyiapkan
alat-alat yang dipakai dalam praktikum yang masil layak pakai..
c. Asisten
Sekiranya asisiten lebih memberikan pengarahan saat
melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
No comments:
Post a Comment