AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF
Abstrak. Radioaktivitas
adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang
mengandung inti tak-stabil yang memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif.
Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh
konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju
peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t½). Kedua besaran tersebut bersifat khas
untuk setiap radionuklida. Dalam percobaan aktivitas zat
radioaktif, digunakan sumber radiasi alfa, beta, dan gamma, untuk mengenal
karakteristik pancaran zat radioaktif, untuk mengetahui daya tembus dari
sinar-sinar radioaktif (sinar alfa, beta, dan gamma), hubungan antara
jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber yang dikenal dengan hukum
kebalikan kuadrat.
KATA KUNCI:
hukum kebalikan kuadrat, radioaktifitas, sinar alfa beta dan gamma
PENDAHULUAN
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang
tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses
perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang takstabil disebut
radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang
lain, atauberubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan
radiasi dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi
uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur
listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk
pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa
kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung
dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa
peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan
radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa
dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan
bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan
campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama
radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip
dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal
Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie
melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih
uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur
yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun
yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip
dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang
memancarkan radiasi..
Satuan radiasi ini
merupakan satuan pengukuran yang digunakan untuk menyatakan
aktivitas suatu radionuklida dan dosis radiasi
ionisasi. Satuan SI untuk radioaktivitas adalah becquerel (Bq), merupakan
aktivitas sebuah radionuklida yang meluruh dengan laju rata-rata satu transisi
nuklir spontan per sekon. Jadi,
1 Bq = 1 peluruhan/sekon, Satuan yang lama adalah
curie (Ci), di mana 1 curie setara dengan
,
atau 1 Ci =
. Pada percoban kali ini, untuk kegiatan pertama yaitu
mengamati sumber radiasi alfa, beta, gamma, dan radiasi latar belakang pada kegiatan pertama dengan tujuan mengenal
karakteristik pancaran zat radioaktif, dan untuk kegiatan kedua mengukur daya
tembus sinar alfa, beta, dan gamma dengan tujuan menyelidiki dan membandingkan daya tembus dari sinar-sinar radioaktif
tersebut dan menyelidiki kemampuan berbagai material ( Pb dan Al) dalam
menyerap radiasi. Kegiatan ketiga yaitu hukum kebalikan kuadrat dengan tujuan
menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktifitas sumber.
TEORI
Pada tahun
1896, Antoni Henri Becquerel ahli fisika dari perancis mengumumkan penemuan
radioaktivitas. Pada tahun 1895 sinar x telah diketemukan oleh Roentgen
dan diketahui bawha sinar X berasal dari
dinding-dinding tabung lucutan yang terpendar
sehingga diduga bawha fluorisensi dan fossforisensi merupakan penyebab terjadinya sinar x.
Becquerel mengetahui bahwa garam uranium bercahaya bilamana terkena cahaya
matahari , dan ia telah mendengar bahwa radiasi-radiasi berfosfor dari
garam-garam teraktivasi ini dapat menemmbua benda-benda gelap . dengan
mempelajari efek efek ini ia menemukan bahwa radiasi-radiasi uranium
teraktivasi cahaya dapat membentuk
bayang-bayang benda logam pada pelat-pelat fotografis yang terbungkus kertas hitam,
penemuan Becquerel tersebut menunjukkan bahwa radiasi yang berasal dari uranium
tetap terjadi meskipun uranium ini tidak tereksitasi oleh cahaya. Ia juga
menemukan bahwa uranium yang telah diproteksi selama berbulan bulan masih tetap
memancarkan radiasi tanpa pelemahan yang dapat teramati. Ia mengakui bahwa
kemiripan penemuannya dengan penemuan sinar x dam ia menemukan bahwa jenis
radiasi baru ini dapat melucuti benda-benda bermuatan listrik. Ia menyadari
bahwa radiasi ini tidak bisebabkan oleh fluorisensi melainkan dari sumber
uranium itu sendiri.
Radioaktivitas adalah kemampuan inti
atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang
stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan, dan inti atom yang tak stabil
disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat
radioaktif. Radioaktivitas melibatkan transmutasi unsur-unsur. Peristiwa
pemancaran
sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan
disebut radioaktivitas. Gejala radiokativitas sangat berperan dalam
pengembangan Fisika nuklir.
Detektor
Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi dan
mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung silinder yang pada
pusatnya memanjang dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian dalam
dipasang kulit sebagai katoda. Detektor Geiger Muller berfungsi untuk
menentukan atau mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari
detektor Geiger Muller adalah mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan
radioaktif.[1]
Inti
radioaktif adalah inti yang memancarkan sinar radiokatif (sinar α, β, atau γ).
Akibat pemancaran sinar ini, inti radioaktif makin lama makin kecil (meluruh).
Laju perubahan inti radioaktif dinamakan aktifitas inti. Semakin besar
aktifitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya (catatan
aktifitas hanya berhubungan dengan jumlah peluruhan tiap detik, tidak
tergantung pada sinar apa yang dipancarkan).
Satuan aktifitas inti adalah curie;
1 curie (Ci) = 3,7 x 10 10 peluruhuan /detik.
Satuan aktifitas inti adalah curie;
1 curie (Ci) = 3,7 x 10 10 peluruhuan /detik.
Salah satu sifat unik dari inti
atom adalah kemampuannya bertransformasi sdari satu inti dengan nilai Z dan N
tertentu ke inti yang lain. Ada tiga jenis radiasi yaitu radiasi α,β dan γ.Partikel-
partikel α adalah atom helium yang terionisasi rangkap yaitu atom-atom helium
tanpa kedua elektron. Jadi suatu partikel α bermuatan dua kali muatan inti atom
hidrogen dan diberi simbol
Sinar-sinar β terdiri dari elektron-elektron biasa dengan massa sama dengan dari massa suatu proton. Partikel β membawa suatu muatan negatif dan massanya dapat diabaikan dan diberi simbol Sinar-sianr γ adalah gelombang-gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinar x dan tidak bermuatan. Sifat-sifat umum dari radiasi-radiasi radioaktif,Radiasi-radiasi ini mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu mempengaruhi plat-plat fotografi, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia
bila radiasi telah dipancarkan maka
Sinar-sinar β terdiri dari elektron-elektron biasa dengan massa sama dengan dari massa suatu proton. Partikel β membawa suatu muatan negatif dan massanya dapat diabaikan dan diberi simbol Sinar-sianr γ adalah gelombang-gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinar x dan tidak bermuatan. Sifat-sifat umum dari radiasi-radiasi radioaktif,Radiasi-radiasi ini mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu mempengaruhi plat-plat fotografi, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia
bila radiasi telah dipancarkan maka
\ tu
hukum alam yang paling umum adalah hukum kebalikan kuadrat. Seorang saintis
menyatakan bahwa hukum kebalikan kuadrat merupakan karakteristik dari apa saja
yang berasal dari sumber titik dan bergerak lurus secara kontinu. Cahaya dan
bunyi berperilaku menurut hukum kebalikan kuadrat ketika keduanya keluar dari
sebuah sumber titik. Intensitas cahaya dan bunyi menjadi seperempat kali lebih
kecil bila kita bergerak sejauh 2 kali dari sumber. Inilah sebabnya mengapa
relasi tersebut dikenal dengan hukum kebalikan kuadrat[2].
METODOLOGI
EKSPERIMEN
Pada percobaan Aktivitas zat radioaktif ada beberapa alat
yang digunakan yaitu Tabung Geiger-Muller atau GM tube, ratemeter, Komputer, Sumber radiokatif ( sumber sinar
, β,
dan sinar γ) Sampel holder, Beberapa bahan penyerap dengan tebal yang berbeda, dan Mikrometer
Sekrup. perlu diperhatikan tegangan operasional
(tegangan kerja) pada detektor
GM tersebut agar detektor berfungsi dengan baik. Tegangan kerja alat ini dapat
dipilih dalam rentang tegangan pada daerah plateau yaitu 400 volt – 900 volt. Daerah ini
disebut daerah discharge. Jadi agar detektor ini bekerja dengan baik dan aman,
pilihlah tegangan kerja sekitar 500 volt atau 25% di sekitar daerah bawah
plateau. Selanjutnya menyalakan ratemeter dengan memutar
tombol ratemeter dari posisi off ke posisi HV dan aktifkan program radiation
detection pada komputer. Kemudian memutar
tombol pengatur tegangan pada ratemeter sampai diperoleh penunjukan tegangan 500
volt pada skala ratemeter. kemudian
pada program radiation detektor di komputer, kemudian
pilih com 1 lalu tekan enter dan pilih count pada layar dan tekan enter. menekan
tombol ESC pada keyboard komputer untuk kembali ke scaler. menekan tombol F1
untuk mengisi waktu pencacahan (misalnya 1 sekon atau 2 sekon), kemudian enter.
Dan menekan
F2 untuk mengisi jumlah data yang diinginkan (misalnya 30 kali).
Untuk kegiatan pertama
yaitu mengenal aktifitas zat radioaktif langkah pertama yaitu memastikan komputer telah dalam keadaan siap merekam
data. Kemudian meletakkan sumber latar belakang ( tanpa sumber radiasi) pada
rak sampel. kemudian memutar tombol
HV ratemeter ke posisi count. Kemudian menekan
enter pada komputer agar cacahan terekam pada komputer kemudian mencatat hasil yang tertulis pada
komputer ke dalam tabel pengamatan kemudian mengulangi
langkah 1 sampai 5 untuk sumber radiasi beta dan
gamma.
Untuk
kegiatan kedua yaitu mengukur daya tembus sinar α, β,
dan γ. Langkah pertama yaitu komputer masih
dalam
program radiation detection program dan
posisi siap merekam data. Kemudian meletakkan sumber radiasi beta pada rak sampel
dengan spesifikasi SR 90 dan waktu paruh 28,6 y dan
aktivitas mula-mula
dengan jenis
pengalang timbal (Pb) dimulai dari penghalang yang paling tipis (Pb 1, Pb 2, Pb
3) dengan terlebih
dahulu mengukur ketebalan penghalang-penghalang yang akan Anda gunakan dengan
menggunakan mikrometer. Kemudian memutar tombol ratemeter ke
posisi HV. memutar secara perlahan tombol HV adjust sampai jarum menunjukkan
angka tegangan 500 V kemudian memindahkan tombol ratemeter ke posisi count lalu
menekan tombol enter dan mencatat
hasil yang tampil pada komputer ke dalam tabel pengamatan, mengulangi langkah 3 – 6 untuk
bahan Pb2 dan Pb 3. Dan
mengulangi
langkah 3 – 7 dengan mengganti Pb dengan aluminium (Al1, Al2, Al3). Selanjutnya mengulangi langkah 2 – 8 dengan menggunakan
sumber radiasi gamma dan alfa.
Untuk kegiatan ketiga yaitu hukum kebalikan kuadrat langkah pertama
yaitu memastikan
bahwa komputer dengan program radiation detection dalam posisi siap merekam
data. Kemudian meletakkan sumber radiasi beta pada rak sampel posisi 1. Terlebih
dahulu mengukur
jarak sampel dari ujung tabung G-M. Ratemeter dalam posisi HV.
memutar secara perlahan tombol HV adjust sampai jarum menunjukkan angka
tegangan 500 V memindahkan tombol
ratemeter ke posisi count lalu menekan enter untuk memulai pencacahan
pada computer. Kemudian mengulangi
langkah 2 – 4 dengan mengubah posisi rak sampel dari 1 ke 3, 5, dan 7. mengulangi langkah 2-5 untuk
sumber gamma dan alfa. Mencatat hasilnya pada tabel pengamatan.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sinar beta lebih aktif
disbanding dengan sinar gamma Semakin tinggi aktivitas dari suatu sumber radioaktif, semakin besar
pula radiasi yang dihasilkan (dipancarkan). Daya tembus sinar gamma lebih besar daripada
daya tembus sinar Beta dan sinar
alfa. Daya
serap sinar radioaktif terhadap bahan Al lebih besar dari pada bahan Pb,
sedangkan aktivitas radioaktif sinar alfa beta dan gamma berbanding terbalik
dengan jarak sumber, Semakin jauh jarak sumber radioaktif
dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin kecil. Dan begitu sebaliknya,
semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh
semakin besar.
Sinar β
dan sinar γ memiliki aktivitas yang berbeda yaitu sinar β lebih aktif
dibanding sinar γ. Daya tembus sinar β dan sinar γ berbeda dimana daya tembus sinar γ lebih besar daripada daya tembus sinar Beta
Aktifitas sinar Beta dan sinar Gamma berbanding terbalik dengan jarak sumber (sinar Beta dan Gamma) Daya serap terhadap sinar radioaktif bahan Al lebih besar daripada bahan Lead
dibanding sinar γ. Daya tembus sinar β dan sinar γ berbeda dimana daya tembus sinar γ lebih besar daripada daya tembus sinar Beta
Aktifitas sinar Beta dan sinar Gamma berbanding terbalik dengan jarak sumber (sinar Beta dan Gamma) Daya serap terhadap sinar radioaktif bahan Al lebih besar daripada bahan Lead
No comments:
Post a Comment